Menu

Mode Gelap
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Dengar Aspirasi Warga Tanah Kali Kedinding Saat Jum’at Curhat Tim Jihandak Brimob Polda Jatim Evakuasi Temuan Granat Nanas Di Desa Talkandang Situbondo Patroli Samapta Berbagi Bantu 20 Sak Semen Untuk Pembangunan Masjid At Taqwa Situbondo 950 Personel Gabungan Diterjunkan, Polrestabes Surabaya Amankan Demo Ojol Berkas Penggelapan Honor BPD Karang Gayam Masuk Kejari, L-KPK Apresiasi Kinerja Polres Sampang

Kediri · 6 Des 2024 07:22 WIB ·

SEKRETARIS SATGAS SABER PUNGLI PERINTAHKAN USUT PRAKTEK PUNGLI DI DESA SATAK KEDIRI


 SEKRETARIS SATGAS SABER PUNGLI PERINTAHKAN USUT PRAKTEK PUNGLI DI DESA SATAK KEDIRI Perbesar

Potretrealita.com || Kediri, Jawa Timur – Dialog interaktif yang digelar oleh Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi MENKO POLKAM / Sekretaris SATGAS SABER PUNGLI RI Irjen Pol Andry Wibowo, bersama dengan DPD Bravo Lima Jawa Timur dan masyarakat Desa Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, pada Selasa (5/12), mendadak menjadi sorotan tajam.

Dalam forum tersebut, muncul berbagai pengakuan mengejutkan tentang dugaan pungutan liar (pungli) dan penyewaan lahan ilegal yang dilakukan secara sepihak oleh Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Satak, Eko Cahyono.

Irjen Andry Wibowo, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Satgas Saber Pungli, tampak terkejut saat mendengar langsung keluhan dari masyarakat terkait praktik pungutan liar tanpa dasar hukum yang jelas.

“Ini bukan hanya soal pungli. Ada penyewaan lahan desa secara sepihak tanpa musyawarah, dan masyarakat merasa hak-hak mereka dirampas selama puluhan tahun,” ungkapnya.

Raya Sumantoro selaku ketua DPD Bravo Lima Jawa Timur juga mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan oleh Ketua LMDH Desa Satak Eko Cahyono adalah tidak benar.

“Bagaimana mungkin komitmen Bapak Presiden Prabowo yang jelas mengutamakan kepentingan rakyat justru diciderai oleh ulah oknum yang mementingkan kepentingan dirinya, ini harus dilawan, Asta Cita dan program 100 hari kerja Bapak Presiden harus direalisasikan” tambahnya.

Salah satu warga, Dian Retnowati, secara terang-terangan menyuarakan keresahan masyarakat yang selama ini dipendam.

“Kita ingin melengserkan Ketua LMDH Eko tapi juga ingin mempidanakan. Jadi selama 23 tahun kita tidak mendapatkan hak garap, yang penting Eko diproses sesuai hukum yang berlaku,” ujar Dian dengan nada penuh emosi.

Selama 24 tahun menjabat sebagai Ketua LMDH, Eko Cahyono dituding tidak transparan dan tidak melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Selain itu, berbagai kebijakan sepihak seperti penyewaan lahan desa kepada pihak luar dinilai merugikan masyarakat yang seharusnya mendapatkan manfaat langsung dari lahan tersebut.

“Bayangkan, selama puluhan tahun kami hanya bisa menyaksikan lahan-lahan itu disewakan tanpa ada musyawarah, apalagi manfaat bagi masyarakat. LMDH yang seharusnya menjadi lembaga pemberdayaan, justru menjadi alat kepentingan pribadi,” lanjut Dian.

Irjen Andry Wibowo menegaskan bahwa laporan ini harus ditindaklanjuti secara serius.

“Pungli, penyewaan ilegal, hingga pelanggaran wewenang selama puluhan tahun tidak bisa dibiarkan. Ini harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan aparat hukum, Negara harus hadir untuk menyelesaikan permasalahan ini, saya minta Bravo Lima Jawa Timur untuk monitor permasalahannya, dan segera laporkan!” ujarnya setelah mendengar aduan warga.

Masyarakat Menuntut Keadilan Dalam dialog tersebut, warga Desa Satak menyerukan agar Eko Cahyono segera diproses secara hukum.

Mereka menginginkan perubahan besar dalam kepemimpinan LMDH agar lembaga tersebut kembali berfungsi sesuai dengan tujuan awalnya: meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kami sudah terlalu lama diam. Sekarang saatnya kami bangkit untuk menuntut keadilan. Bukan hanya lengser, tapi Eko harus bertanggung jawab secara hukum atas semua kerugian yang dialami masyarakat selama ini,” tegas Hernowo yang juga merupakan warga Desa Satak.

Respons Pemerintah dan Harapan Warga
Dengan terungkapnya kasus ini, masyarakat berharap ada langkah tegas dari aparat hukum untuk memproses dugaan pelanggaran yang dilakukan Ketua LMDH.

Selain itu, mereka juga meminta agar pengelolaan LMDH lebih transparan dan melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam setiap keputusan strategis.
Tekanan dari warga dan perhatian pemerintah dipastikan akan membawa kasus ini ke jalur hukum.

Negara tidak boleh diam dan tidak boleh kalah dalam melawan oknum yang terang-terangan mempersulit masyarakat.

Warga Desa Satak kini menanti keadilan yang selama ini terasa jauh dari jangkauan mereka. Harapan mereka sederhana, agar lembaga seperti LMDH benar-benar menjadi alat pemberdayaan, bukan menjadi simbol penindasan baru. (Tok//)

Artikel ini telah dibaca 44 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Posko Tanggap Bencana Polresta Malang Kota Resmi Beroperasi 24 Jam

15 Desember 2025 - 23:22 WIB

Satgas Ops Damai Cartenz Gelar Patroli Humanis di Kampung Apom, Perkuat Kepercayaan Masyarakat Papua Pegunungan

15 Desember 2025 - 17:22 WIB

Jelang Nataru Polres Sumenep Intensifkan Patroli dan Razia Hiburan Malam

15 Desember 2025 - 17:17 WIB

Polri Serahkan Sertifikat Audit Sistem Pengamanan Objek Vital Nasional Tahun 2025

15 Desember 2025 - 17:11 WIB

Polres Probolinggo Bersama Warga Bersihkan Material Pascabanjir Bandang di Tiris

15 Desember 2025 - 17:05 WIB

Polri Optimalkan Hotline 110 Selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

15 Desember 2025 - 16:54 WIB

Trending di Jakarta
error: Content is protected !!