Surabaya, Potretrealita.com — Ketua Umum DPP MADAS Sedarah, Bung Taufik, resmi menerima kuasa dari Mohamad Rifai, warga Kabupaten Tuban yang mengaku menjadi korban dugaan salah tangkap dan penganiayaan berat oleh oknum anggota Satreskrim Polres Tuban. Rifai mengklaim ditangkap tanpa dasar yang jelas dan mengalami tindak kekerasan hingga nyaris kehilangan nyawa. Bahkan ketika berada di dalam rutan, ia kembali mendapat perlakuan kasar yang memperburuk kondisi fisik dan mentalnya.
Kasus ini turut memantik perhatian publik karena dianggap mencederai rasa keadilan dan memperlihatkan indikasi praktik kekerasan yang tidak dapat ditoleransi dalam proses penegakan hukum. Pihak keluarga Rifai telah melaporkan peristiwa tersebut ke Polda Jawa Timur, namun hingga kini mereka menyebut belum menerima perkembangan atau tindak lanjut yang jelas. Minimnya respons dinilai sebagai bentuk kelalaian institusional dan berpotensi melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme pengawasan internal kepolisian.
Ketua Umum DPP MADAS Sedarah, Bung Taufik, menegaskan bahwa persoalan ini tidak bisa hanya dipandang sebagai ulah oknum, tetapi menunjukkan adanya kegagalan pengawasan di tingkat pimpinan.
“Ini bukan hanya soal oknum. Ini adalah kegagalan komando. Kapolres Tuban dan Kasatreskrim harus dicopot karena telah lalai mengawasi bawahannya hingga terjadi tindakan di luar batas kemanusiaan. Jabatan kepolisian adalah amanah negara, bukan alat untuk menindas rakyat kecil,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, MADAS Sedarah akan mengajukan aspirasi resmi serta mempersiapkan aksi di depan Mapolda Jawa Timur. Tuntutan mereka meliputi proses hukum yang transparan, pencopotan pejabat terkait, serta pemulihan penuh bagi korban.
“Masyarakat tidak boleh dibiarkan menjadi korban kesewenang-wenangan. MADAS akan berdiri di garda depan untuk membela keadilan tanpa kompromi,” tutup Bung Taufik. (Mul)











