Menu

Mode Gelap
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Dengar Aspirasi Warga Tanah Kali Kedinding Saat Jum’at Curhat Tim Jihandak Brimob Polda Jatim Evakuasi Temuan Granat Nanas Di Desa Talkandang Situbondo Patroli Samapta Berbagi Bantu 20 Sak Semen Untuk Pembangunan Masjid At Taqwa Situbondo 950 Personel Gabungan Diterjunkan, Polrestabes Surabaya Amankan Demo Ojol Berkas Penggelapan Honor BPD Karang Gayam Masuk Kejari, L-KPK Apresiasi Kinerja Polres Sampang

Nasional · 18 Sep 2025 12:24 WIB ·

Ananda Muhammad Rayyan Zaini Musli Melaksanakan Prosesi Tedak Siten Yakni Merupakan Budaya Jawa


 Ananda Muhammad Rayyan Zaini Musli Melaksanakan Prosesi Tedak Siten Yakni Merupakan Budaya Jawa Perbesar

Surabaya, Potretrealita.com – Tradisi Jawa kembali hadir dalam kehidupan masyarakat urban. Kamis (18/9/2025) sore, keluarga Bapak Musthofa menggelar upacara adat Tedak Siten bagi putra pertamanya, Muhammad Rayyan Zaini Musli, di kediaman Jalan Pengampon Gang 9 No. 26b, Surabaya.

Tedak Siten, yang secara harfiah berarti “menginjak tanah,” merupakan prosesi adat Jawa yang dilaksanakan ketika seorang bayi berusia sekitar tujuh hingga delapan bulan. Tradisi ini melambangkan tonggak awal perjalanan seorang anak untuk menapaki kehidupan, ditandai dengan langkah pertama menginjakkan kaki ke tanah.

Acara dimulai pukul 15.00 WIB dengan doa pembuka oleh Ustadzah Siti Khotijah, S.Ag. Dalam pengantarnya, ia menekankan pentingnya mengaitkan adat dengan nilai religius.

“Tedak Siten bukan hanya ritual budaya, tetapi juga doa agar Rayyan tumbuh menjadi anak yang soleh, sehat, dan bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Ustadzah Siti Khotijah.

Prosesi berlangsung khidmat. Muhammad Rayyan dipandu melewati tangga yang terbuat dari tebu wulung, masuk ke kurungan ayam yang berisi berbagai benda simbolis, hingga akhirnya memilih salah satu di antaranya. Dalam tradisi Jawa, benda yang dipilih diyakini mencerminkan bakat dan arah kehidupan sang anak di masa mendatang.

Sesepuh kampung, Mbah Karto, menegaskan bahwa Tedak Siten memiliki makna filosofis yang dalam.

“Tradisi ini mengingatkan manusia untuk selalu berpijak pada tanah, bersyukur kepada Tuhan, dan rendah hati dalam menjalani hidup,” tuturnya.

Rangkaian acara ditutup dengan doa bersama, diiringi alunan gamelan sederhana, serta jamuan hidangan tradisional untuk para tamu dan kerabat yang hadir. Kehangatan suasana mencerminkan semangat gotong royong dan kekeluargaan yang masih terjaga di tengah perkembangan zaman modern.

Bagi keluarga Musthofa, Tedak Siten Muhammad Rayyan Zaini Musli menjadi momentum berharga: sebuah pengingat untuk melestarikan warisan budaya sekaligus meneguhkan doa bagi masa depan sang buah hati. (Red)

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Malam Natal, Petugas Gabungan Amankan Ibadah di Gereja GKI Rungkut Kidul

24 Desember 2025 - 12:02 WIB

Forkopimcam Rungkut Pastikan Kesiapan Pos Pengamanan Nataru 2025–2026

24 Desember 2025 - 11:29 WIB

Kompolnas Pantau Langsung Pengamanan Nataru di Pospam Tegalsari dan Gereja Hati Kudus Surabaya

24 Desember 2025 - 10:35 WIB

Lapas Narkotika Pamekasan Gelar Apel Siaga dan Razia Gabungan Jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

24 Desember 2025 - 10:25 WIB

Workshop Penciptaan Antologi Buku Bagi Warga Binaan

24 Desember 2025 - 10:17 WIB

Rehabilitasi Toilet SDN Kamuning 3 Sampang Diduga Tak Transparan, Spesifikasi Teknis Disorot

24 Desember 2025 - 08:24 WIB

Trending di Nasional
error: Content is protected !!