Surabaya, Potretrealita.com – Dalam upaya menanamkan nilai toleransi dan semangat kebhinekaan sejak usia dini, Komunitas Wepose (We’re Different But One Purpose — Kita Beda, Kita Kerjasama) menggelar kegiatan sosialisasi bertema Suara Anak Nusantara di Balai RW 15 Jalan Griya Medayu Utara I, Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Sabtu (25/10/2025).
Kegiatan yang diikuti puluhan anak tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini turut dihadiri oleh Babinsa Koramil 0830/11 Rungkut Serka Imam Nasikun, Ketua RW 15 Mikhael Markus, para Ketua RT, serta 12 anggota Komunitas Wepose sebagai pemateri utama.
Dalam kesempatan tersebut, Serka Imam Nasikun menyampaikan apresiasinya atas kegiatan positif yang dilakukan oleh Komunitas Wepose.
“Kami sangat mendukung Komunitas Wepose Suara Anak Nusantara ini, karena tujuannya memberikan edukasi kepada anak usia dini untuk mengenal dan memahami makna dari Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai ini penting agar dapat diterapkan baik di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal mereka. Hal ini juga memperkuat wawasan kebangsaan yang menjadi salah satu program prioritas TNI dalam pertahanan negara,” ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 15.00 hingga 17.00 WIB ini dikemas dengan interaktif dan edukatif. Anak-anak tampak antusias mengikuti setiap materi yang disampaikan, terutama saat membahas pentingnya toleransi, kerjasama, dan menghargai perbedaan.
Komunitas Wepose sendiri telah hadir di 30 titik di Kota Surabaya dan 5 kota besar di Indonesia, dengan fokus pada penguatan karakter anak-anak melalui nilai kebangsaan, solidaritas, dan kepedulian sosial.
Bhineka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”, menjadi landasan utama kegiatan ini. Di tengah meningkatnya kasus intoleransi dan diskriminasi, terutama di kalangan muda, kegiatan seperti ini dinilai penting untuk menumbuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab generasi penerus terhadap persatuan bangsa.
Menurut data Komnas HAM (2023), tercatat lebih dari 300 kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia, sementara BPS (2022) menunjukkan masih adanya intoleransi di kalangan remaja. Kondisi ini menunjukkan bahwa semangat kebhinekaan perlu terus ditanamkan secara berkelanjutan.
Melalui kegiatan seperti Suara Anak Nusantara, Komunitas Wepose berharap anak-anak dapat memahami bahwa kebhinekaan bukan sekadar semboyan, tetapi nilai hidup yang harus dijaga dan diperjuangkan bersama.
Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama seluruh peserta, Babinsa, dan jajaran pengurus lingkungan RW 15 Medokan Ayu, sebagai simbol semangat persatuan dan kebersamaan di tengah keberagaman. (Red)











