Menu

Mode Gelap
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Dengar Aspirasi Warga Tanah Kali Kedinding Saat Jum’at Curhat Tim Jihandak Brimob Polda Jatim Evakuasi Temuan Granat Nanas Di Desa Talkandang Situbondo Patroli Samapta Berbagi Bantu 20 Sak Semen Untuk Pembangunan Masjid At Taqwa Situbondo 950 Personel Gabungan Diterjunkan, Polrestabes Surabaya Amankan Demo Ojol Berkas Penggelapan Honor BPD Karang Gayam Masuk Kejari, L-KPK Apresiasi Kinerja Polres Sampang

Nasional · 8 Jul 2024 13:52 WIB ·

Sukmo Limo Indonesia Mengadakan Doa Bersama Tradisi 1 Suro


 Sukmo Limo Indonesia Mengadakan Doa Bersama Tradisi 1 Suro Perbesar

Surabaya, Potretrealita.com – Tradisi masyarakat Jawa ini memiliki makna khusus di Padepokan Sukmo Limo Indonesia yang berlokasi di Wilayah Kelurahan Medokan Ayu Kecamatan Rungkut Kota Surabaya pimpinan Arief yang biasa dipanggil Romo Arief.

Sebagian besar masyarakat Jawa masih meyakini bahwa malam Satu Suro dan hari H 1 Suro merupakan hari istimewa. Di berbagai daerah, banyak tradisi yang diadakan untuk memperingati Tahun Baru Jawa sekaligus Tahun Baru Islam ini. Sementara itu, di lingkungan Padepokan Sukmo Limo, berbagai ritual dan doa bersama digelar dengan kusuk pada hari Minggu sore 07 Juli 2024.

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, Suro berarti bulan Muharram dalam kalender Hijriah. Di mana, kata Suro diambil dari kata Asyura dalam bahasa Arab. Sebutan ini pertama kali diinisiasi Raja Kesultanan Mataram Islam Sultan Agung. Tipikal tradisi Jawa yang kental akan penjelajahan wilayah gaib sebagai konsekuensi adanya interaksi manusia terhadap lingkungan alam dan seluruh isinya. Sebab menurut budaya Jawa, alam semesta bukan hanya dalam bentuk pandangan fisik (mikrokosmos) tetapi melampauinya dalam sebuah alam metafisik (makrokosmos), yang berupa simbol-simbol, tanda, gejala alam, dan sebagainya yang saling bersinergi membentuk sebuah realitas yang utuh dan sistemik.

Romo Arief setelah memimpin doa bersama, langsung menghampiri Panwas Polsek Rungkut, Iptu Tjahyono didampingi Bintara patroli Polsek Rungkut Aipda Achmad Irwan fauzi dan Aiptu Agus subianto
dengan menyapa dan memberikan salam, “Rahayu, terima kasih kehadirannya dalam ritual kami doa bersama untuk tujuan semoga seluruh umat diberikan kemudahan, rejeki lancar, dimudahkan dalam segala urusan”, terangnya.

Iptu Tjahyono juga menyampaikan bahwa, “tradisi uring-uringan budaya jawa sangatlah penting dipertahankan agar menjadikan hidup guyub rukun dilingkungan dengan pedoman ilmu jawa yang telah di akui secara nasional. Hal positif sesuai dengan budi luhur akan mampu mempertahankan NKRI dimanapun berada dengan tetap berpedoman ilmu jawa yang tepo sliro (saling menghargai),” tegasnya.

Bulan Suro memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Jawa, disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya masyarakat Jawa memandang nilai-nilai spiritual dan mistik dalam pergantian tahun baru Jawa sebagai salah satu acuan dalam mengarungi kehidupan. Saat memasuki 1 Suro, masyarakat dilarang keluar rumah karena malam tersebut diyakini sebagai malam yang sakral dan dapat mendatangkan musibah atau hal negatif lainnya. Salah satu alasan lain masyarakat di larang keluar dari rumah, yakni arwah leluhur yang pulang. (Red)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Badko HMI Jatim Ingatkan Presiden Prabowo Tentang Berantas Korupsi

21 Oktober 2024 - 14:37 WIB

Polres Gresik Gerak Cepat Amankan Oknum Pesilat Pengeroyok Pedagang Pentol di Menganti

21 Oktober 2024 - 14:30 WIB

Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Tegaskan Netralitas Polri dan ASN dalam Pilkada Serentak 2024

21 Oktober 2024 - 14:26 WIB

Sugeng Sp Pimpin LSM GMBI Jatim Hadiri Pelantikan Presiden Dan Wakil Presiden

21 Oktober 2024 - 04:36 WIB

Masyarakat Kabupaten Sampang Dukung Penuh Paslon Nomor Urut 1

20 Oktober 2024 - 05:09 WIB

Polres Ponorogo Berhasil Amankan Tersangka Pencuri yang Pukul Korban Pakai Kunci Inggris

20 Oktober 2024 - 04:53 WIB

Trending di Hukum