Bangkalan, Potretrealita.com – Laga final cabang olahraga Mixed Martial Arts (MMA) putri Porprov Jatim IX 2025 memanas dan berujung ricuh saat atlet asal Bangkalan secara kontroversial dinyatakan kalah KO oleh wasit, meski disebut-sebut masih kuat bertahan dari serangan lawan.
Pertandingan yang berlangsung pada babak ketiga tersebut mempertemukan atlet Bangkalan melawan atlet Malang dalam duel penentuan medali emas. Suasana pertandingan semula berjalan ketat dan sengit, dengan keunggulan poin berada di tangan atlet Bangkalan.
Namun tensi berubah saat terjadi insiden pelanggaran serius. Atlet Bangkalan menerima pukulan telak di wajah disusul dua pukulan di bagian belakang kepala — serangan yang jelas dilarang dalam aturan MMA. Hal itu membuat wasit menghentikan laga sementara untuk melakukan evaluasi medis terhadap atlet Bangkalan.
Di saat jeda tersebut, situasi justru memanas. Sejumlah official dari kontingen Malang memasuki arena tanpa izin dan diduga memberikan tekanan terhadap wasit agar segera memutuskan kemenangan KO untuk atlet mereka. Aksi tidak sportif ini sontak memicu amarah dari kubu Bangkalan.
Tidak lama kemudian, keputusan mengejutkan dibuat: wasit menyatakan atlet Malang menang KO. Keputusan ini disambut sorakan dari kubu Malang, sementara tim Bangkalan langsung melayangkan protes keras. Bahkan seluruh kontingen Bangkalan meninggalkan arena sebagai bentuk ketidakpuasan atas keputusan yang dianggap mencederai semangat sportivitas.
Ketua KONI Bangkalan, Fauzan Jakfar, menyatakan kekecewaan mendalam atas insiden tersebut.
“Kami melihat ada tekanan terhadap wasit yang mengganggu independensi keputusan. Atlet kami dalam kondisi prima dan tidak layak dinyatakan KO. Ini bukan hanya pelanggaran teknis, tapi juga mencoreng nama baik Porprov Jatim,” tegasnya.
Fauzan memastikan bahwa KONI Bangkalan telah mengajukan protes resmi kepada KONI Provinsi Jawa Timur agar insiden ini ditindaklanjuti secara objektif dan profesional.
Rekaman video kejadian yang beredar di media sosial turut memperkuat dugaan adanya intervensi dan intimidasi dari pihak official Malang terhadap wasit. Masyarakat dan pegiat olahraga pun meminta agar PB Porprov serta panitia penyelenggara mengevaluasi total sistem keamanan dan netralitas pertandingan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari KONI Jatim atau panitia Porprov terkait hasil evaluasi atas insiden tersebut. (Mul)