Jawa Timur, Potretrealita.com – Pj. Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, Kamis (8/8/2024) sore secara resmi meluncurkan aplikasi e-Detik sebagai salah satu inovasi terbaru dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi di Jawa Timur. Peluncuran ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, mengingat tingginya angka kematian ibu dan bayi masih menjadi perhatian serius di Indonesia.
Kepala Dinkes Jatim, Erwin Astha Triyono, Jumat (09/9/2024) menerangkan, aplikasi e-Detik dirancang untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat, khususnya ibu hamil, dalam memantau perkembangan kondisi kehamilannya, terutama bagi mereka yang masuk dalam kategori risiko tinggi. Dengan menggunakan aplikasi ini, ibu hamil dapat secara mandiri mengetahui kondisi kesehatannya setiap minggu, tanpa harus sering bolak-balik ke fasilitas kesehatan.
Sebagai tahap awal, aplikasi e-Detik telah diimplementasikan di Kabupaten Sidoarjo. Hasil pemantauan pada minggu ke-3 kehamilan menunjukkan adanya peningkatan deteksi dini kasus kehamilan risiko tinggi. Sebanyak 22% ibu hamil yang menggunakan aplikasi ini terdeteksi memiliki kondisi kehamilan yang berisiko, dengan faktor risiko terbanyak adalah perasaan cemas dan sering pusing.
Temuan ini menunjukkan bahwa aplikasi e-Detik efektif dalam mengidentifikasi ibu hamil yang membutuhkan perhatian khusus. Dengan deteksi dini, tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat dapat segera dilakukan, sehingga risiko terjadinya komplikasi kehamilan dapat diminimalisir.
Mekanisme Kerja Aplikasi e-Detik
Aplikasi e-Detik bekerja dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan kepada pengguna terkait kondisi kesehatan dan aktivitas sehari-hari. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian diolah oleh sistem untuk menghasilkan penilaian risiko kehamilan. Hasil penilaian akan ditampilkan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh pengguna, lengkap dengan rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan.
Melihat hasil yang positif dari implementasi di Sidoarjo, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana untuk memperluas penggunaan aplikasi e-Detik ke seluruh wilayah di Jawa Timur. Diharapkan dengan demikian, cakupan pemantauan kehamilan risiko tinggi dapat ditingkatkan, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat ditekan secara signifikan.
Meskipun memiliki banyak manfaat, implementasi aplikasi e-Detik juga dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti keterbatasan akses internet di beberapa daerah, kurangnya literasi digital di kalangan masyarakat, serta perlu adanya sosialisasi yang intensif agar aplikasi ini dapat dimanfaatkan secara optimal.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, untuk meningkatkan akses internet, mengadakan pelatihan bagi petugas kesehatan dan masyarakat, serta melakukan sosialisasi secara masif melalui berbagai media.
Dengan adanya inovasi aplikasi e-Detik, diharapkan angka kematian ibu dan bayi di Jawa Timur dapat terus menurun. Selain itu, aplikasi ini juga dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan inovasi serupa dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak. (gus)