Jatim, potretrealita.com – Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim) kembali menggelar kelas prebunking pencegahan hoaks bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo),di Rumah Promosi, Kec. Magetan, Kab. Magetan, Jumat (1/3/2024).
Kepala Bidang Infromasi Publik, Putut Darmawan saat membacakan sambutan Kadis Kominfo Jatim menyampaikan sebanyak 60,4% masyarakat Indonesia sebagai pengguna aktif media sosial pada Januari 2023.
Putut menyampaikan, saat ini wWatsApp (wa) menjadi media sosial dengan dengan pengguna aktif terbanyak di Indonesia. “Persentase pengguna aktif WA mencapai 92.1%, sedangkan, Instagram mencapai 86.5%. Facebook menduduki peringkat ketiga dengan persentase pengguna aktif sebanyak 83.8%, Tiktok menduduki peringkat keempat dengan persentase 70.8%, dan Telegram yang menduduki peringkat kelima dengan persentase 64.3%,” jelasnya.
Ia menyampaikan, tidak semua pengakses media sosial mampu memahami dan mengolah banyaknya informasi secara baik dan kritis. Sehingga, masih banyak masyarakat yang menjadi korban kejahatan digital, seperti hoaks dan pencurian data pribadi, yang berdampak buruk pada moral ataupun materil, terhadap individu dari kelompok tertentu.
Disamping itu, dipaparkan oleh Putut, berita hoaks bisa digunakan sebagai pengalihan isu, penipuan, dan kepanikan publilk. “Dampak dari kejahatan tersebut tentu sangat berbahaya, diantaranya adanya kerugian baik secara moral maupun materil pada individu atau kelompok tertentu. Sehingga kondisi ruang digital yang seharusnya kondusif menjadi tidak aman,” ujarnya.
Lebih lanjut, Putut meminta semua pihak ikut bekerja sama dalam menjaga ruang digital Indonesia, tidak hanya dari kalangan pemerintah saja. Salah satu contohnya, kelas prebunking yang dilakukan oleh Mafindo, yang berfokus pada upaya pencegahan penyebaran berita hoaks di Indonesia.
“Menjaga ruang digital Indonesia agar memiliki manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan kejayaan Indonesia, tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri, namun perlu kerja sama dengan semua pihak,” tambah Puput.
Dalam kelas prebunking kali ini, Tya Roosinda dari Mafindo, mengatakan ada dua metode untuk menangkal hoaks. Pertama dengan tindakan proaktif melakukan pencegahan sebelum mis/disinformasi tersebar atau disebut Prebunking. Selanjutnya, dengan tindakan reaktif cepat melakukan pengecekan fakta dan pegungkapan hasil cek fakta terhadap mis/disinformasi yang tersebar atau Debunking. (gus/yan)