Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau penerimaan program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) atau Dandan Omah di Surabaya beberapa waktu lalu.
SURABAYA – potretrealita.com, Pemkot Surabaya memastikan akan melanjutkan program Dandan Omah (perbaikan rumah untuk Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di 2024. Tahun ini, Pemkot menyiapkan anggaran senilai Rp68,7 miliar.
Jumlah tersebut akan digunakan untuk memperbaiki 1.500 unit rumah. Tiap unitnya, Pemkot mengalokasikan anggaran sekitar Rp35 juta dengan estimasi pengerjaan 20 hari.
“Selain menggunakan APBD, di tahun 2024 akan ada bantuan lagi yang non APBD. Namun, jumlahnya masih kami koordinasikan lebih lanjut,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad di Surabaya.
Data DPRKPP, program Dandan Omah yang berasal dari APBD Kota Surabaya sebanyak 2.700 unit rumah dengan anggaran mencapai Rp 94,5 miliar. Dari target tersebut, Pemkot mampu merealisasikan 3.140 unit.
“Sehingga, sudah melebihi target kami. Ini khusus realisasi (perbaikan) Rutilahu dengan menggunakan APBD,” tegasnya.
Pemkot tak hanya menggerakkan program melalui APBD. Selain menggunakan APBD, pemkot juga menghimpun bantuan non APBD melalui gotong royong.
Melalui mekanisme ini, jumlah unit yang berhasil dibangun mencapai 769 unit. Rinciannya, sebanyak 108 unit berasal dari bantuan Baznas, sebanyak 632 unit dari BSPS, sebanyak 2 unit dari Yayasan Manarul Ilmi, sebanyak 8 unit dari Gereja Victory, 1 unit dari Alumni SMA 5, dan 18 unit dari Bangga Surabaya Peduli.
“Nah, kalau ditotal semuanya, baik yang berasal dari APBD maupun bantuan non APBD sebanyak 3.909 unit rumah. Capaian ini menjadi bukti bahwa gotong royong yang terus digelorakan oleh Bapak Wali Kota berhasil diterapkan di Kota Surabaya,” tegasnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mejelaskan, program tersebut diharapkan dapat membawa dampak ikutan kepada sektor lain. Bukan hanya meningkatkan kualitas hidup pemilik rumah, namun juga menggerakkan ekonomi masyarakat.
Sebab, program ini bisa mengentas kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya.
“Dengan cara ini, bisa mengurangi pengangguran dan kemiskinan di wilayah tersebut,” kata Wali Kota Eri dikonfirmasi terpisah.
Wali Kota Eri menjelaskan bahwa dalam rangka merealisasikan program Dandan Omah ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengedepankan kearifan lokal. Yakni, guyub rukun dan gotong-royongnya warga Kota Surabaya.
Sebab, pengerjaan Dandan Omah itu dilakukan oleh warga di sekitarnya, mulai dari kuli bangunannya hingga tukangnya. Termasuk pembelian alat atau bahan bangunannya juga diambilkan dari toko bangunan di wilayah tersebut.
Menurutnya, gotong-royong dan guyub rukun warga inilah yang menjadikan kekuatan Surabaya.
“Kalau kemiskinan ini sudah berkurang, pengangguran berkurang, ekonomi bergerak, maka secara otomatis bayi stunting juga bisa hilang, bayi gizi buruk bisa hilang,” kata dia.
“Inilah hebatnya warga Surabaya, dengan zaman modernisasi, sebagai kota dunia, tapi guyub-rukunnya, gotong-royongnya tidak hilang. Top warga Surabaya. Matur nuwun (terima kasih), bangun terus bareng-bareng, sinergi kuat, Surabaya hebat,” ujarnya.