Surabaya, potretrealita.com – Terkait keluhan pasien atas nama Moch. Arifin yang diduga tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soewandi Surabaya dan juga atas tindakan Direktur Utama (Dirut) RSUD Dr. Soewandi yakni, dr. Bily yang dinilai arogan, LSM Trinusa Surabaya melayang surat audiensi kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Senin (04/12/2023).
Ketua LSM Trinusa DPC Surabaya, Bapak Mulyadi menyampaikan, dilayangkannya surat audiensi tersebut ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya sebagai suatu langkah untuk memberikan laporan dan masukan kepada Dinas terkait untuk memperbaiki pelayanan publiknya. Dimana, karena sikap arogan yang ditunjukkan dr. Bily, sempat terjadi kericuhan di RSUD Dr. Soewandi.
“RSUD Dr. Soewandi ini kan dibawah naungan Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Jadi, dengan adanya surat audiensi ini, kami ingin memberitahukan tentang kurang maksimalnya pelayanan di RSUD Dr. Soewandi dan betapa arogannya dr. Bily selaku Dirutnya,” ujar Mulyadi.
Adapun tujuannya, agar pihak pemerintah, terutama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, dapat melihat bagaimana kinerja pihak – pihak yang ada di RSUD Dr. Soewandi.
“Jaman sekarang adalah jamannya keterbukaan publik. Terlebih tentang pelayanan publik. Kami sangat menyayangkan adanya kericuhan yang terjadi di RSUD Dr. Soewandi. Disana, tempatnya orang – orang yang berpendidikan tinggi. Namun sayang, etika yang dimiliki, kami rasa masih kurang. Terlebih adanya larangan dan pengusiran wartawan yang dilakukan oleh dr. Bily,” ungkapnya.
“RSUD Dr. Soewandi merupakan salah satu Rumah Sakit milik pemerintah, yang dimana dana operasionalnya didapatkan dari pembayaran pajak yang dilakukan oleh masyarakat. Tidak salah jika Walikota Surabaya, Bapak Erik Cahyadi sempat marah – marah disana beberapa waktu yang lalu. Bahkan, video marahnya beliau di RSUD Dr. Soewandi sangat viral,” ulasnya.
“Kami hanya berharap, seluruh pelayanan publik yang dimiliki oleh pemerintah, dapat melayani masyarakat dengan semaksimal mungkin tanpa pandang bulu. Semoga kedepannya, pelayanan publik di Kota Surabaya dapat menjadi contoh yang baik bagi kota lain,” pungkasnya. (Redaksi)