Menu

Mode Gelap
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Dengar Aspirasi Warga Tanah Kali Kedinding Saat Jum’at Curhat Tim Jihandak Brimob Polda Jatim Evakuasi Temuan Granat Nanas Di Desa Talkandang Situbondo Patroli Samapta Berbagi Bantu 20 Sak Semen Untuk Pembangunan Masjid At Taqwa Situbondo 950 Personel Gabungan Diterjunkan, Polrestabes Surabaya Amankan Demo Ojol Berkas Penggelapan Honor BPD Karang Gayam Masuk Kejari, L-KPK Apresiasi Kinerja Polres Sampang

Nasional · 7 Des 2025 06:52 WIB ·

Bertolak Belakang Arahan Presiden, Petani Sampang Kesulitan Akses Pupuk Bersubsidi


 Bertolak Belakang Arahan Presiden, Petani Sampang Kesulitan Akses Pupuk Bersubsidi Perbesar

Sampang, Potretrealita.com – Kelangkaan pupuk bersubsidi di Dusun Kampadeng, Desa Matupat, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, terus memicu keluhan para petani. Kondisi ini dinilai bertolak belakang dengan arahan Presiden Prabowo yang menekankan peningkatan kesejahteraan petani.

Dalam dua pekan terakhir, sejumlah petani mengaku kesulitan memperoleh pupuk meski masa tanam sudah berjalan. Seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa sebagian petani bahkan terpaksa menunda pengolahan lahan karena ketersediaan pupuk yang terbatas.

Salah satu petani berinisial HS juga mengungkapkan bahwa proses pembelian pupuk tidak berjalan lancar sejak beberapa tahun terakhir. Meskipun petani telah menyetorkan data RDKK, mereka masih menghadapi kesulitan ketika akan mendapatkan pupuk di kios.

Keluhan tersebut diperkuat oleh pernyataan warga lainnya, saat mendatangi kios pupuk di Camplong mereka diminta melakukan pendaftaran ulang. Setelah melakukan pendaftaran ulang, petani diberi tahu bahwa mereka baru bisa mendapatkan pupuk pada tahun depan.

“Padahal kami butuh sekarang untuk musim tanam,” ujar seorang warga.

Para petani menduga kelangkaan terjadi akibat distribusi yang belum merata, kuota yang tidak sesuai kebutuhan lapangan, serta kurangnya informasi mengenai alokasi pupuk. Kondisi ini membuat petani tidak mengetahui secara pasti kapan pupuk tersedia dan bagaimana mekanisme pembeliannya.

LKPK Sampang: Sosialisasi dan Mekanisme Distribusi Harus Diperjelas

Ketua Lembaga komunitas Pengawasan Korupsi (LKPK) Kabupaten Sampang, H. Suja’i, turut menyoroti kerumitan mekanisme yang dialami petani. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah serta pihak terkait perlu memberikan penjelasan yang lebih terbuka.

“Petani harus mendapatkan informasi yang jelas mengenai mekanisme, kuota, dan jadwal penyaluran pupuk. Jika mereka sudah daftar dan masih diminta daftar ulang, tentu ini perlu diluruskan,” ujar H. Suja’i.

Ia menambahkan bahwa sosialisasi yang baik dapat mencegah kesalahpahaman serta memastikan petani tidak dirugikan, terutama menjelang musim tanam.

Petani Minta Pemerintah Turun Mengecek

Warga berharap Dinas Pertanian Kabupaten Sampang, distributor pupuk, serta kios resmi segera memberikan klarifikasi dan melakukan sidak ke lapangan untuk memastikan penyaluran pupuk sesuai ketentuan.

“Kalau pupuk terus langka begini, kami tidak bisa tanam tepat waktu. Pemerintah harus turun langsung,” kata salah satu petani.

Masyarakat Matupat juga mendesak agar laporan kelangkaan pupuk segera ditindaklanjuti untuk mencegah risiko gagal tanam yang dapat berdampak luas pada pendapatan petani. (Red)

Artikel ini telah dibaca 63 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Patroli Dini Hari, Tim Jogo Boyo 97 Polrestabes Surabaya Gagalkan Aksi Balap Liar

7 Desember 2025 - 16:39 WIB

Antisipasi Gangguan Kamtibmas Nataru, TNI-Polri Gelar Patroli Skala Besar di Surabaya

7 Desember 2025 - 16:35 WIB

Polri Kerahkan 13 Dapur Lapangan dan 8 Water Treatment, Perkuat Layanan Pascabencana di Tiga Provinsi Sumatera

7 Desember 2025 - 16:30 WIB

Polisi Evakuasi Warga Terdampak Banjir Lahar Semeru di Lumajang

7 Desember 2025 - 16:23 WIB

Peduli Korban Banjir Sumatera, Bonek dan Bonita Mojosari Galang Donasi di Perempatan Awang-Awang

7 Desember 2025 - 10:10 WIB

Sungai Perbatasan Dipatok untuk Proyek Jembatan? Warga: Walikota Harus Turun Tangan!

7 Desember 2025 - 10:02 WIB

Trending di Jakarta
error: Content is protected !!