Menu

Mode Gelap
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Dengar Aspirasi Warga Tanah Kali Kedinding Saat Jum’at Curhat Tim Jihandak Brimob Polda Jatim Evakuasi Temuan Granat Nanas Di Desa Talkandang Situbondo Patroli Samapta Berbagi Bantu 20 Sak Semen Untuk Pembangunan Masjid At Taqwa Situbondo 950 Personel Gabungan Diterjunkan, Polrestabes Surabaya Amankan Demo Ojol Berkas Penggelapan Honor BPD Karang Gayam Masuk Kejari, L-KPK Apresiasi Kinerja Polres Sampang

Nasional · 10 Nov 2025 11:55 WIB ·

Aliansi BEMPAS Raya Bedah Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Soroti “Benang Putus” antara Kebijakan Nasional dan Realitas Lokal


 Aliansi BEMPAS Raya Bedah Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: Soroti “Benang Putus” antara Kebijakan Nasional dan Realitas Lokal Perbesar

Pasuruan, Potretrealita.com — Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Pasuruan Raya (BEMPAS) menggelar Dialog Publik bertajuk “Bedah Kebijakan: Satu Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran” di Pendopo Kota Pasuruan, Minggu (9/11/2025). Forum tersebut menjadi wadah refleksi dan ruang kritik konstruktif bagi mahasiswa untuk meninjau sejauh mana kebijakan nasional mampu menjawab kebutuhan nyata masyarakat di daerah.

Ketua Pelaksana kegiatan, Muhammad Qommaruddin, menjelaskan bahwa forum ini digelar sebagai bentuk tanggung jawab moral mahasiswa dalam mengawal jalannya pemerintahan.

“Acara ini bukan sekadar forum untuk menilai, tetapi juga ruang refleksi bagi kita semua untuk melihat sejauh mana janji-janji politik mampu diterjemahkan menjadi kebijakan nyata yang dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Qommaruddin menegaskan pentingnya independensi mahasiswa dalam menjalankan fungsi kontrol sosial.

“Mahasiswa harus tetap objektif dan independen. Karena peran kontrol sosial adalah jantung dari gerakan intelektual kampus,” tambahnya.

Menjahit “Benang yang Putus” antara Pusat dan Daerah

Koordinator Aliansi BEMPAS Raya, M. Ubaidillah Abdi, dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan ini bukan untuk menghujat ataupun memuji secara berlebihan, melainkan sebagai upaya membangun sinergi antara kebijakan pusat dengan kebutuhan lokal.

“Mengapa kami memakai istilah ‘menjahit’? Karena sering kali ada ‘benang yang putus’ antara apa yang diputuskan di Senayan dan Istana Jakarta dengan realitas yang dirasakan rakyat di gang-gang sempit Kota dan Kabupaten Pasuruan,” tegasnya.

Ia mencontohkan perbedaan antara proyek besar nasional dan persoalan lokal.

“Di pusat, kita mendengar proyek strategis triliunan rupiah. Tapi di lapangan, masyarakat masih mengeluh soal pungutan liar di sekolah dan pelayanan publik,” ujarnya.

“Diskusi ini menjadi penting agar kebijakan nasional benar-benar mendarat di bumi Pasuruan,” pungkas Abdi.

Respons Pemerintah Daerah: Antara Evaluasi dan Tantangan

Turut hadir Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, yang juga dikenal sebagai mantan aktivis pers mahasiswa. Ia menyambut baik forum reflektif tersebut dan menilai bahwa evaluasi satu tahun pemerintahan saat ini perlu difokuskan pada aspek implementasi kebijakan.

Adi menjelaskan bahwa pemerintahan Prabowo–Gibran kini mengarahkan prioritas pembangunan dari infrastruktur fisik menuju penguatan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka menuju Indonesia Emas 2045.

“Sehebat apa pun infrastruktur, yang menjalankan tetaplah manusia,” ujarnya.

Adi Wibowo juga menyoroti beberapa program nasional yang telah berjalan di Pasuruan, seperti Program Makan Siang Bergizi — di mana 7 dari 23 dapur umum sudah beroperasi — serta Program Sekolah Rakyat yang menyasar warga miskin ekstrem.

Namun, ia juga memberikan tantangan balik kepada mahasiswa agar gerakan mereka tidak berhenti pada tataran wacana.

“Gerakan mahasiswa harus bertransformasi menjadi gerakan intelektual praksis. Jangan hanya menjadi menara gading,” ucapnya.
Ia mengingatkan mahasiswa agar lebih peka terhadap persoalan lokal.

“Kota Pasuruan dikenal sebagai kota santri, tapi angka penyalahgunaan narkoba dan kasus HIV/AIDS masih tinggi. Apakah hal-hal ini sudah menjadi perhatian dari gerakan mahasiswa kita?” tantang Adi Wibowo.

Adi menutup sambutannya dengan harapan agar mahasiswa tidak hanya membangun narasi kritis, tetapi juga turun langsung mendampingi masyarakat, seperti membantu UMKM dan program pemberdayaan sosial.

Ragam Narasumber dan Perspektif
Dialog publik ini juga menghadirkan sejumlah narasumber lintas sektor, antara lain:
Gus H. M. Nailurrochman, S.IP., M.Pd. – Ketua PCNU Kota Pasuruan

Dr. Moch. Mubarok, M.IP. – Pengamat Politik Unesa

Dr. Mochammad Taufiq, M.Pd. – Akademisi, Rektor Uniwara

H. M. Rohani Siswanto, SE., MM. – Sekretaris Partai Gerindra

Forum berlangsung dinamis dan diwarnai berbagai pandangan kritis, mulai dari evaluasi kebijakan ekonomi, pendidikan, hingga isu sosial di tingkat lokal. Kegiatan ditutup dengan seruan agar mahasiswa terus memainkan peran strategis sebagai penjaga nurani publik dan jembatan antara rakyat dan pengambil kebijakan. (Red)

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

RAMPAS Gelar Edukasi Literasi Keuangan dan Perlindungan Perempuan di Surabaya, Dorong Kesetaraan dan Pencegahan KBG

28 November 2025 - 01:36 WIB

Polresta Malang Kota Gandeng UMM Gencarkan Roadshow Anti-Bullying

27 November 2025 - 23:01 WIB

Polisi Bersihkan Tempat Ibadah dan Rumah Warga Terdampak Abu Vulkanik Semeru

27 November 2025 - 22:57 WIB

Dialog Literasi Kebangsaan STIK Angkat Isu Etika Moral dalam Transformasi Birokrasi Polri

27 November 2025 - 22:53 WIB

Pelayanan Polri Terhadap Unjuk Rasa Lebih Adaptif, Wakapolri: “Semua Berbasis Kajian, Riset, dan Masukan Publik”

27 November 2025 - 22:49 WIB

Tutup Apel Kasatwil 2025, Wakapolri: Titik Awal Ekspektasi Publik Agar Polri Semakin Humanis dan Responsif

27 November 2025 - 22:44 WIB

Trending di Jakarta
error: Content is protected !!