Pamekasan, Potretrealita.com – Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan menggelar kegiatan Workshop Penciptaan Antologi Buku Warga Binaan Pemasyarakatan dengan tema: “Surat Rindu untuk Keluarga” yang dilaksanakan bertempat di Aula BLK Lapas Narkotika Kelas llA Pamekasan pada Hari Selasa (23/12/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah warga binaan yang memiliki minat dan bakat di bidang literasi, yang didampingi oleh petugas pembinaan. Tujuan workshop ini untuk memberikan ruang bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dalam menyalurkan dan mengungkapkan perasaan rindu mereka kepada keluarga melalui tulisan. Melalui kegiatan ini, WBP diajak menulis surat rindu yang lahir dari pengalaman dan perasaan pribadi selama menjalani masa pidana.
Kalapas Narkotika Pamekasan yakni Bapak Kusnan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap kegiatan tersebut.
“Kami menyambut dengan penuh apresiasi kegiatan Workshop Penciptaan Antologi Buku Warga Binaan Pemasyarakatan dengan tema ‘Surat Rindu untuk Keluarga’. Kegiatan ini bukan hanya wadah kreatif, tetapi juga menjadi jembatan emosional bagi warga binaan untuk menyalurkan perasaan, harapan, dan kerinduan mereka kepada keluarga” Ujarnya.
Pemateri 1 yakni Bapak Faridi selaku Ketua Karang Taruna & Anggota DPRD Pamekasan menyampaikan bahwa Lapas memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk menuangkan perasaan, harapan, dan kerinduan mereka kepada keluarga dalam bentuk tulisan yang bermakna.
”setiap orang memiliki potensi dalam dirinya. Potensi tersebut akan muncul melalui proses kehidupan, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada workshop ini, proses menulis dipilih sebagai media untuk menggali potensi tersebut. Saya meyakini bahwa tulisan yang lahir dari rasa rindu saudara akan memiliki kekuatan dan keunikan tersendiri, karena ditulis berdasarkan pengalaman nyata yang berbeda dengan orang-orang di luar sana” ujarnya.
Kemudian Pemateri 2 yaitu Ibu Laily Rahmawati selaku Pengamat Psikologi & Pengurus Dewan Kesenian Pamekasan menambahkan bahwa “rindu atau kangen merupakan salah satu bentuk emosi manusia. Rasa rindu yang dirasakan dari balik jeruji besi memiliki kedalaman emosi yang sangat menyentuh. Apabila orang yang berada di luar lapas menulis tentang rindu, tentu hasilnya akan berbeda dan tidak sedalam rindu yang dirasakan saudara sekalian disini. Dengan demikian, tulisan saudara diyakini memiliki nilai rasa yang kuat dan mendalam”.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi wawancara yang disambut antusias oleh beberapa warga binaan yang menyampaikan beberapa perasaan rindunya. WBP Diki menyampaikan bahwa dirinya sangat merindukan orang tua serta suasana rumah dan kebersamaan keluarga, karena sejak kecil terbiasa hidup dalam lingkungan keluarga. Selanjutnya salah satu WB yaitu Victor (Nigeria) mengungkapkan kerinduannya kepada keluarga dan teman-temannya, baik yang masih hidup maupun yang telah berpulang, juga turut menyampaikan permintaan maaf dan ungkapan cinta kepada ibunya. Victor mengaku merasa kesepian karena tidak memiliki teman dan dukungan selama berada di dalam lapas.
Pada akhir acara, sekaligus sebagai penutup pemateri menyampaikan bahwa workshop ini tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan sebuah buku antologi, tetapi juga untuk mengetahui bagaimana para WBP mengungkapkan rasa rindu mereka melalui tulisan. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat membuka mata masyarakat luar mengenai makna rindu dari sudut pandang seseorang yang berada di balik jeruji besi. (Rud)











