Surabaya, Potretrealita.com – Ribuan massa dari Organisasi Masyarakat Madura Asli Sedarah (MADAS SEDARAH) memadati kawasan Polda Jawa Timur dalam aksi besar yang digelar sejak 5 hingga 12 Desember 2025. Aksi ini merupakan bentuk protes dan tuntutan keadilan atas dugaan salah tangkap, penganiayaan, serta percobaan pembunuhan terhadap Muhammad Rifai yang diduga dilakukan oknum Unit Jatanras Satreskrim Polres Tuban.
Setiap harinya, sekitar 1.000 massa hadir menyuarakan aspirasi. Aksi berlangsung damai, tertib, dan terkoordinasi, menandakan kedewasaan masyarakat dalam berdemonstrasi.
Ketua Aliansi Madura Indonesia Turun Langsung
Ketua Aliansi Madura Indonesia turut hadir memimpin aksi solidaritas tersebut. Dalam orasinya, ia mengecam keras dugaan tindakan kekerasan oleh oknum aparat serta meminta Kapolda Jawa Timur turun tangan mengawal proses hukum secara transparan.
“Kami datang memastikan rakyat kecil tidak menjadi korban kesewenang-wenangan. Saya mengecam keras tindakan oknum tersebut dan menuntut Kapolda Jawa Timur turun tangan menegakkan hukum seadil-adilnya,” tegasnya.
Imbauan Kamtibmas dari Ketua DPP MADAS Sedarah
Ketua DPP MADAS Sedarah, Bung Taufik, SH., M.H., mengingatkan seluruh peserta aksi agar menjaga ketertiban dan tidak mudah terprovokasi.
“Aksi ini digelar secara damai. Jaga kondusifitas, jangan anarki, dan tetap tertib dalam berlalu lintas. Kita hadir untuk menuntut keadilan, bukan membuat kerusuhan,” ujarnya.
Ratusan Armada dan Ribuan Massa Turun ke Jalan
Dukungan besar datang dari berbagai wilayah. DPC MADAS Gresik di bawah komando Abah Salim menurunkan lebih dari 50 unit mobil siaga serta ambulans untuk mengawal jalannya aksi.
Selain itu, Abah Nurul dari LPK.MA menghadirkan lebih dari 200 peserta aksi, sementara Abah Dhofir bersama jajarannya juga mengerahkan ratusan massa. Totalnya, ribuan anggota MADAS Sedarah turut serta memperkuat barisan dalam aksi menuntut keadilan ini.
Apresiasi dari Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia
Aksi damai MADAS Sedarah mendapatkan apresiasi dari Ketua Presidium DPP PWDPI, Gus Aulia, SE., SH., MM., M.Ph. Ia menilai aksi tersebut sebagai contoh penyampaian aspirasi yang elegan dan bermartabat.
“Saya mengapresiasi MADAS Sedarah dan seluruh massa aksi yang menyuarakan keadilan dengan tertib. Ini bukti bahwa perjuangan rakyat bisa dilakukan tanpa kekerasan. Semoga Kapolda Jawa Timur responsif dan proses hukum berjalan transparan,” ujarnya.
Tujuh Tuntutan Massa Aksi
Massa MADAS Sedarah menyampaikan tujuh tuntutan utama, yaitu:
1. Pemecatan Kapolres Tuban, Kasat Reskrim, Kanit Jatanras, serta seluruh oknum Jatanras yang terlibat.
2. Proses pidana bagi pelaku penganiayaan dan percobaan pembunuhan.
3. Pemberian sanksi etik berupa PTDH bagi oknum terlibat.
4. Audit menyeluruh terhadap Polres Tuban.
5. Tim Reformasi Kepolisian turun langsung menangani kasus.
6. Pelibatan Prof. Jimly Asshiddiqie dan Prof. Mahfud MD dalam pengawalan hukum.
7. Desakan Kapolda Jawa Timur mundur apabila tidak mampu menyelesaikan kasus secara transparan.
Aksi Tertib Sesuai Undang-Undang
Aksi ini berjalan dalam koridor hukum sesuai UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum. Massa menjaga ketertiban serta tidak melakukan tindakan anarki.
Aksi MADAS Sedarah dijadwalkan terus berlanjut hingga sepekan ke depan, menunggu tanggapan resmi atas seluruh tuntutan yang diajukan. (Red)











