Menu

Mode Gelap
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Dengar Aspirasi Warga Tanah Kali Kedinding Saat Jum’at Curhat Tim Jihandak Brimob Polda Jatim Evakuasi Temuan Granat Nanas Di Desa Talkandang Situbondo Patroli Samapta Berbagi Bantu 20 Sak Semen Untuk Pembangunan Masjid At Taqwa Situbondo 950 Personel Gabungan Diterjunkan, Polrestabes Surabaya Amankan Demo Ojol Berkas Penggelapan Honor BPD Karang Gayam Masuk Kejari, L-KPK Apresiasi Kinerja Polres Sampang

Nasional · 4 Sep 2025 08:06 WIB ·

Karutan Sampang Bentak Wartawan saat Lakukan Konfirmasi Anggaran Mamin, Ketua L KPK Angkat Bicara


 Karutan Sampang Bentak Wartawan saat Lakukan Konfirmasi Anggaran Mamin, Ketua L KPK Angkat Bicara Perbesar

Sampang, Potretrealita.com – Ketua Lembaga Komunitas Pengawas Korupsi (L KPK) Madura, H. Suja’i mengecam keras tindakan seorang Kepala Rumah Tahanan Kelas II B Kabupaten Sampang yang membentak salah satu wartawan saat melakukan konfirmasi.

Suja’i sangat menyesali dan kecewa terhadap Karutan Sampang yang terkesan bersikap tidak kooperatif dan seakan menghambat kinerja seorang jurnalis (Pers).

“Kita ketahui bersama kebebasan pers sudah diatur oleh UU Pers yakni UU No. 40 Tahun 1999. Karutan Sampang (Kamesworo, red) mencerminkan bukan seorang pejabat bukannya santun dan elegan ini malah arogansi yang ditonjolkan,” ujarnya, Kamis (04/09/2025) siang.

Ketua L KPK menegaskan bahwa sikap arogansi Kepala Rutan saat dikonfirmasi oleh awak media terkait anggaran makan minum dan hal tersebut menimbulkan pertanyaan serius

“Mengapa Karutan enggan memberikan informasi yang seharusnya menjadi hak publik? Apa yang disembunyikan di balik pengelolaan anggaran?” jelas Suja’i pada media ini.

Ia juga menuturkan bahwa persoalan ini memunculkan kesan kurangnya transparansi di Rutan Sampang, padahal pengelolaan dana publik wajib dilaksanakan secara terbuka, akuntabel, dan sesuai peraturan perundang-undangan, termasuk Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Diberitakan sebelumnya, beberapa keluarga binaan mengungkapkan keresahannya tentang kualitas makan-minum (mamin) untuk penghuni rutan yang berasnya kadangbapek, lauknya seadanya bahkan kadang tidak layak.

Sedangkan diatas kertas, anggaran mamin untuk setiap warga binaan sudah ditetapkan pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM. Standarnya berkisar Rp20.000–25.000 per orang per hari.

Dengan jumlah penghuni rutan Sampang yang mencapai ratusan orang, dana yang digelontorkan setiap bulan tentu bukan angka kecil.

Namun fakta di lapangan berbicara lain. Alih-alih terjamin, warga binaan justru kerap mendapat jatah makan yang tidak sepadan. Dugaan pun menguat, ada kebocoran anggaran yang menguap entah ke mana.

Upaya untuk mengonfirmasi kebenaran kabar itu justru berakhir ricuh. Seorang jurnalis yang berusaha meminta klarifikasi kepada Kepala Rutan (Karutan) Sampang, Kamesworo, A.Md.IP., S.H., M.H., malah disambut dengan nada tinggi.

“Kamu siapa? Ada keperluan apa? Kamu tahu nggak kalau saya di sini masih baru. Dan kamu jangan mengada-ada,” bentak Kamesworo lewat sambungan telepon WhatsApp, Rabu (03/09/2025).

Sikap kasar tersebut bukan hanya mencoreng wibawa lembaga, melainkan juga menimbulkan kecurigaan baru. Jika memang tidak ada persoalan, mengapa Karutan memilih marah-marah ketimbang membuka data secara transparan?.

“Kami menanyakan sesuai kode etik jurnalistik. Karutan justru berkilah sedang berbenah dan menuding kami mengada-ada. Kalau memang tidak ada masalah, kenapa takut memberi data?” tegasnya.

Kalangan pers menilai tindakan Kamesworo adalah bentuk arogansi pejabat publik yang lupa pada tugasnya. Padahal, konfirmasi media adalah jembatan hak masyarakat untuk tahu ke mana uang negara digelontorkan.

“Jurnalis bekerja untuk publik, bukan untuk diri sendiri. Kalau pejabat alergi dikonfirmasi, itu justru tanda bahaya,” ujar seorang perwakilan organisasi wartawan di Sampang.

Lebih jauh, praktik semacam ini bukan kasus baru. Laporan Ombudsman dan berbagai LSM sebelumnya juga menyoroti lemahnya pengawasan anggaran mamin di banyak rutan dan lapas di Indonesia. Polanya hampir serupa, anggaran besar, kualitas minim. Para penghuni penjara akhirnya hanya menerima sisa dari uang rakyat yang seharusnya mereka nikmati secara layak.

Hingga berita ini diturunkan, Rutan Sampang di bawah pimpinan Kamesworo masih bungkam. Tidak ada penjelasan resmi soal standar kualitas makanan, mekanisme pengadaan, atau pihak ketiga yang mengelola suplai mamin. Diamnya lembaga semakin memperkuat dugaan publik, ada yang disembunyikan.

Kini, sorotan tajam publik bukan lagi hanya soal nasi basi di piring warga binaan. Tapi juga soal integritas seorang pejabat negara yang lebih memilih membentak jurnalis ketimbang membuka data.

Pertanyaan rakyat sederhana, apakah uang makan warga binaan di Rutan Sampang benar-benar masuk ke dapur, atau malah berhenti di meja pejabat?. (Red)

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

YMPR:Pemerintah Harus Bertindak Nyata untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

4 September 2025 - 03:43 WIB

Harkamtibmas Polres Jember Bersama TNI dan Elemen Masyarakat Gelar Patroli Gabungan

3 September 2025 - 16:18 WIB

Gabungan Belasan Ormas Datangi Polrestabes Surabaya Nyatakan Komitmen Jogo Suroboyo Damai

3 September 2025 - 16:13 WIB

Dinilai Arogan Mencuat Kalapas Sampang, Tuding Jurnalis Mengada-ada Saat Dimintai Konfirmasi

3 September 2025 - 14:26 WIB

PROBOLINGGO BERSATU: Wali Kota G-APKM Ajak Masyarakat Jaga Kondusivitas

3 September 2025 - 13:55 WIB

Beredar Bebas Rokok Ilegal Merk Cahaya di Pasaran, Bea Cukai Seakan Lumpuh dan Buta Untuk Menindak

3 September 2025 - 13:50 WIB

Trending di Bea cukai
error: Content is protected !!