Pamekasan, Potretrealita.com — Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung dunia pendidikan melalui penerimaan kunjungan akademik dari mahasiswa Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya. Kegiatan ini dalam rangka pelaksanaan penelitian akademik terkait pelaksanaan program pembinaan dan pemenuhan hak-hak integrasi Warga Binaan Pemasyarakatan. Kamis (17/04/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur untuk terus menjalin sinergi dengan dunia pendidikan, khususnya dalam mendukung penelitian yang berfokus pada sistem pemasyarakatan. Rombongan 17 mahasiswa disambut langsung oleh Kalapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur, Fathorrosi didampingi Pejabat Struktural dan Staf Binadik.
Dalam sambutannya, Kalapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur, Fathorrosi menyampaikan rasa bangganya atas kunjungan mahasiswa UWK Surabaya dalam rangka penelitian ilmiah. Menurutnya, kehadiran mahasiswa bukan hanya membawa semangat akademik, tetapi juga menjadi jembatan antara teori dan realitas Pemasyarakatan.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran mahasiswa sebagai bentuk kepedulian terhadap isu-isu Pemasyarakatan. Ketika mahasiswa datang untuk meneliti, kami senang, karena artinya apa yang kami lakukan di balik tembok ini dianggap penting untuk dipelajari, dikaji, bahkan dikritisi. Itu bentuk dukungan bagi perubahan. Kami berharap kegiatan ini bisa memberikan gambaran nyata tentang bagaimana pembinaan dan hak integrasi dilaksanakan, serta menjadi masukan akademik bagi peningkatan layanan Pemasyarakatan,” ungkapnya.
Mahasiswa UWK Surabaya berkesempatan melakukan observasi langsung terhadap kegiatan pembinaan Warga Binaan, mulai dari pembinaan kepribadian, kemandirian, hingga proses administrasi pengusulan hak integrasi seperti asimilasi, Pembebasan Bersyarat dan cuti menjelang bebas. Selain itu, dilakukan pula sesi diskusi dan tanya jawab dengan petugas terkait mekanisme pelaksanaan pembinaan dan pemenuhan hak-hak tersebut.
Beliau menambahkan bahwa transparansi dan keterbukaan terhadap dunia pendidikan merupakan komitmen Lapas dalam membangun sistem Pemasyarakatan yang lebih terbuka, akuntabel, dan berorientasi pada reintegrasi sosial.
“Kami berharap hasil penelitian ini bisa memperkaya perspektif mahasiswa tentang pembinaan narapidana dan pemenuhan hak integrasi. Lebih dari itu, semoga dari sini lahir generasi yang peduli terhadap kemanusiaan, bahkan di tempat yang sering dipandang sebelah mata seperti Lapas/Rutan,” tambahnya. (Rud)