Jakarta || potretrealita.com
Beberapa hari terakhir, seringkali tenggorokan tercekat, mengikuti beberapa berita viral yang bersliweran.
Semua berkaitan dengan anak-anak, sekolah, ataupun pendidiknya. Semua hal yang berkaitan dengan anak-anak harapan bangsa yang akan menjadi penerus pemegang tongkat estafet pemimpin bangsa
Di awali dengan kasus ibu Supriyani, yang saat ini sudah dalam tahap di sidang pengadilan. Bagaimana miris dan “riskan” nya tugas seorang guru saat ini. Itu sudah pernah saya tulis dalam artikel sebelumnya.
Yang saat ini juga viral, kasus di Surabaya. Di mulai dari ejek mengejek di media sosial, sampai terjadi tindakan abuse kepada anak di bawah umur, dengan memaksa dia meminta maaf, dengan cara bersujud dan menggonggong di hadapan banyak orang.
Ini sudah tindakan diluar kemanusiaan.
Dengan dalih, ejekan nya sudah masuk ranah pembullyan, lalu apa namanya yang di lakukan “oknum orang tua” dengan memaksa seorang anak melakukan sujud dan menggonggong? , Betul-betul sangat mengganggu hati dan emosi saya, sebagai orang tua.
Adapula kasus seorang anak perempuan di Padang Sumatera Barat, yang di somasi dan di laporkan karena dia mendapat kiriman video asusila (tanpa consent nya lho ya), tapi justru dia yang terkena somasi, sementara anak yang mengirim video itu tidak terkena tindakan apa2.
Ada satu benang merah dari beberapa kasus di atas yang membuat mengernyitkan dahi dan menarik nafas panjang. Ini sangat jelas terlihat, bahwa, hukum tumpul ke atas, tajam ke bawah. Orang-orang yang merasa mampu secara finansial, merasa dekat dengan kekuasaan, bisa melakukan apa saja sekehendak mereka dengan aman.
Kalau saja netizen Indonesia tidak bawel, tidak berisik, kasus-kasus ini akan hilang tertelan bumi tanpa di ketahui publik.
No viral no justice, ungkapan yang mau tidak mau harus kita akui, itu berlaku.
Sedih… Prihatin… Miris…
Anak-anakku… Sangat berat beban kalian untuk memegang tongkat estafet masa depan bangsa ini. Diantara begitu banyak hal yang harus kalian pelajari, kalian harus bisa mengubah kesemrawutan kondisi begini, agar di masa depan, di saat waktunya kalian menjadi tokoh utama pengisi kehidupan berbangsa, hal-hal konyol begini tidak lagi terjadi.
Menjadi kuatlah, nak…
Menjadi bijaklah, nak…
Menjadi adillah, nak…
Karena semua itu akan ada pertanggungjawabannya di akhir waktu.
Medio November 2024
IIS ALI